Kebijakan
pemerintah berupa pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) mempunyai dampak besar bagi perekonomian
Indonesia. Pengurangan subsidi BBM otomatis menyebabkan harga BBM yang dijual
di Indonesia ikut naik. Kenaikan harga BBM ini diikuti dengan naiknya
harga-harga barang dan jasa. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan satu dari
sekian banyak usaha yang terkena imbas paling besar dari kenaikan harga BBM
tersebut karena komponen terbesar yang dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya
adalah BBM. Contohnya adalah supir angkot dan petani kecil. Bagi para supir
angkot, BBM digunakan sebagai komponen utama agar angkot dapat beroperasi.
Kenaikan BBM mengakibatkan naiknya biaya usaha kecil dan menengah sehingga
meningkatkan beban untuk UKM.
Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk
miskin di Indonesia masih tinggi. Tercatat ada sekitar 8.60% masyarakat miskin
di kota dan sekitar 14.70% masyarakat miskin di desa (lihat Tabel 1).
Persentase penduduk miskin di desa relatif lebih tingga daripada kota. Hal ini
dikarenakan lapangan pekerjaan di kota relatif lebih bervariasi, pendidikan di
kota lebih tinggi, dan pembangunan ekonominya juga lebih baik. BPS mencatat
sekiranya ada sembilan sektor atau lapangan usaha utama di Indonesia. Di antara
seluruh sektor tersebut, sektor pertanian menjadi sektor yang paling besar di
Indonesia. Tercatat setidaknya ada 23.53% dari total keseluruhan sektor (lihat
Tabel 2).
Berdasarkan komposisi tersebut, sektor pertanian menjadi sektor yang
paling terpukul dengan adanya kenaikan harga BBM. Hal ini terjadi karena di
desa masyarakat miskin lebih banyak daripada di kota dan lapangan usaha
pekerjaan utama di desa adalah pertanian. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM
bersubsidi akan memperlambat pertumbuhan
sektor pertanian. Sebab, pengelolaan produksi dan distribusi pangan banyak
menggunakan BBM bersubsidi terutama jenis solar.
Dalam
rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), penciptaan lapangan
kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan
yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan UMKM. Upaya
peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan dengan memberikan
penjaminan kredit bagi UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ditambah Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, peran perbankan
harus ditingkatkan agar dapat membantu menurunkan beban tersebut, antara lain
dengan memperbesar porsi kredit terutama kredit usaha rakyat (KUR).
Kendala utama dalam meningkatkan KUR adalah ketidakmampuan
para UKM dalam sisi kolateral (jaminan). Pada kenyataannya masyarakat rendah (contoh: petani) tidak mempunyai jaminan yang
kuat yang disebabkan kecilnya skala usaha sehingga tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan akumulasi modal. Hal inilah yang membuat Bank sulit memberikan
pinjaman sehingga kemampuan UKM untuk mengurangi beban mereka sangatlah lemah.
Kendala lainnya bagi perbankan dalam menyalurkan kredit ke UMKM adalah
keterbatasan informasi perbankan mengenai UMKM yang potensial dan kelayakan
UMKM tersebut. Hal ini disebabkan karena kebanyakan UMKM tidak memiliki sistem pembukuan
yang terorganisir.
Perbankan harus mencari alternatif lain sebagai pengganti
kolateral, antara lain berupa prospek bisnis atau usaha. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat historial keuangan dan turn over bisnis, misalnya Bank
dapat melihat omset dari usaha tersebut. Lalu Bank dapat memberikan pinjaman
berapa persen dari omsetnya. Persenan pinjaman tergantung dari besarnya usaha
dan omset tersebut. Atau untuk mengatasi
keterbatasan informasi perbankan mengenai kelayakan dan kondisi keuangan yang
dimiliki UMKM tersebut, diperlukan sistem atau lembaga pendukung bagi pemberian
kredit UMKM oleh perbankan. Salah satu sistem pendukung yang belum ada di
Indonesia adalah credit rating system bagi UMKM yang dilakukan oleh suatu
lembaga pemeringkat. Lembaga ini berfungsi mengukur kelayakan
kredit, kemampuan pembayaran kembali utang,
dan berpengaruh pada suku
bunga yang
dibebankan pada utang tersebut sehingga Bank
mudah untuk memberikan pinjaman kepada para usaha, terutama UKM.
No comments:
Post a Comment
No Flame Please \(^.^)/