Jangan Pergi Dariku
Judul : Spring in London
Penulis : Ilana Tan
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Februari 2010
Tebal : 240 halaman
Harga : Rp38.000,00
Novel bertema percintaan memang
selalu diminati oleh remaja. Hal inilah yang akhirnya menginspirasi seorang
penulis berbakat, Ilana Tan, yang turut mengangkat tema tersebut sebagai ciri
khas novelnya. Ilana Tan. Begitu nama sang penulis yang novelnya
cukup banyak terbit di Gramedia Pustaka Utama. Summer in Seoul, Autumn in Paris
dan Winter in Tokyo adalah tiga di antaranya. Sekilas namanya mirip dengan
orang-orang Asia Timur, tapi dapat dipastikan ia adalah orang Indonesia,
jikapun tidak, ia telah mengenal Indonesia cukup lama. Hal itu dikarenakan
novel-novelnya bukanlah novel terjemahan, tapi novel asli Indonesia dan gaya
bertuturnya pun mirip dengan novel Indonesia lainnya, yaitu tidak
berbelit-belit dan sangat mudah dimengerti.
Novel ini bercerita tentang Danny
Jo, seorang aktor Korea yang membintangi sebuah video klip
dan menjadi asisten sutradara terkenal di kota London, bertemu dengan Naomi
Ishida, seorang jelita berdarah Jepang yang menjadi lawan main Danny Jo, yang menganggapnya bak seorang “penyakitan” yang
harus dihindari sejauh mungkin meskipun cowok itu terus bersikap manis dan
menyenangkan.
Fakta bahwa
Spring in London merupakan novel terakhir yang ditulis oleh Ilana yang
menggunakan sebuah musim sebagai latar belakangnya sama sekali tidak memadamkan
api semangat sang pengarang. Tampil sekali lagi dalam balutan gaya bercerita
yang lincah dan segar, sang pengarang sekali lagi berhasil “menyihir” setiap
orang yang membaca novel luar biasa ini. Walaupun tak ada perbedaan signifikan
dalam inti jalan cerita dengan novel-novel sebelumnya, namun ditulis dengan
jalan cerita yang mengalir santai sekaligus membuat penasaran dibarengi
penggunaan bahasa yang sederhana, komunikatif, juga sarat makna.
Kisah ini diawali ketika Naomi
Ishida, gadis blasteran Jepang - Indonesia yang tinggal dan berprofesi sebagai
model di London, mendapat kesempatan menjadi model video klip musik salah satu
penyanyi terkenal asal Korea dimana ia dipasangkan dengan model tampan asal
Korea juga, Jo In-Ho atau yang lebih dikenal Danny Jo. Dari awal pertemuan
mereka, Naomi selalu menjauhi Danny seperti wabah penyakit. Setiap melihat
Danny, Naomi selalu terlihat kaget, gugup dan ketakutan. Danny bukanlah orang
yang pantang menyerah. Ia mencoba mendekati Naomi untuk mencari tahu alasan
gadis itu selalu memusuhinya. Seperti juga tetesan air yang mampu membuat ceruk
di karang yang kokoh sekalipun, kegigihan Danny lambat laun meruntuhkan dinding
pembatas yang diciptakan oleh Naomi sehingga keduanya dapat menjalin
“pertemanan” yang harmonis. Tetapi satu hal yang Danny tidak perhitungkan, yaitu
kemungkinan ia akan jatuh cinta kepada Naomi yang dingin, misterius, dan penuh
rahasia itu. Lambat laun Danny pun akhirnya jatuh cinta dengan Naomi.
Disaat Naomi merasakan
hal yang sama dengan Danny, yaitu jatuh cinta, muncul lah sosok Miho Nakajima,
teman Naomi yang ternyata dijodohkan oleh orang tuanya dengan Danny dan
ternyata ia juga naksir dengan Danny dan merangsek masuk ke dalam hubungan
Danny dan Naomi. Sifat Miho yang selalu mengejar-ngejar Danny, walaupun ia tahu
ada hubungan khusus antara Danny dan Naomi, membuat Naomi cemburu. Terjadilah
tarik ulur di antara Naomi- Danny- Miho. Hubungan mereka pun pasang surut,
sebentar panas sebentar dingin.
Belum tuntas persaingan Naomi - Miho
memperebutkan Danny, justru hadir orang dari masa lalu Naomi yang
memorakporandakan jalinan kasih yang tinggal sedikit lagi terbina. Dong-Min,
teman almarhum kakaknya Danny Jo, ternyata menyimpan rahasia terbesar dari
masalalu Naomi. Pada saat Naomi ingin pulang dari pertunjukan perdana Julie,
teman satu flat Naomi di London, ia bertemu Dong-Min di tempat penitipan barang
dan membuat dirinya meluncur ketiga tahun yang lalu. Hari saat ia untuk pertama
kalinya berpikir untuk mengakhiri hidupnya (hlm.159). Kejadian yang tak terduga
pun terjadi, Dong-Min mencoba untuk memperkosa Naomi. Untunglah Danny cepat
menemukan Naomi dan menghentikan perbuatan tercela Dong-Min. Lalu, Naomi pun
dibawa pulang dan Danny pergi mencari Dong-Min untuk mencari tahu kebenarannya.
Kenyataan yang menyakitkan pun
akhirnya diketahui Danny. Ternyata
tiga tahun lalu kakaknya yang dibantu oleh Dong-Min telah mencuri keperawanan
Naomi. Dong-Min memasukkan pil tidur kedalam minuman Naomi dan membawanya ke
kamar Hotel. Dan ia memanggil kakak Danny ke kamar hotel. Kejadian menyakitkan
itupun terjadi. Akhirnya Danny Jo memutuskan kembali ke Korea untuk
menyelesaikan masalah keluarganya, begitu juga Naomi, memutuskan untuk kembali
ke Jepang. Dua tahun berlalu, Danny memutuskan menemui Naomi karena dua tahun
dirasa cukup bagi mereka untuk menenangkan diri, namun hal yang tidak disangka
pun terjadi. Ia melihat Naomi bersama lelaki lain dan ini membuat hidupnya
berantakan. Sedangkan Naomi menerima tawaran sebagai model di Korea dan tanpa
disangka pekerjaannya ini mempertemukannya kembali dengan Danny Jo. Danny
mengatakan apa yang di lihatnya di Jepang dan Naomi menjelaskan hal penting
yang terlupakan oleh Danny, yaitu kenyataan bahwa Naomi Ishida memiliki saudara
kembar yang tinggal di Jepang bernama Keiko Ishida. Setelah kebenaran
terungkap, mereka pun akhirnya menjadi sepasang kekasih
Novel Ilana kali
ini terasa kurang menyentuh hati karena minimnya konflik yang ia ciptakan.
Konflik yang terasa hanya tarik ulur antara perasaan Naomi dan Danny dan
hadirnya tokoh Miho untuk memberikan efek tegang cinta segitiga di novel ini
justru kurang greget, , karena meskipun telah jelas-jelas dinyatakan sikap Miho
yang akan, katakanlah, berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan
cinta Danny, tidak dinampakkan antusiasme dan semangat kompetisi sehingga Miho
terkesan selayaknya singa tanpa taring dan cakar. Terlihat gahar, padahal tidak
bisa apa-apa. Beban masa lalu yang menjadi bandul pemberat bobot masalah dalam
perjalanan cinta Naomi - Danny juga kurang “boom” .
Juga, terbongkarnya masa lalu Naomi hanya memberi efek tegang sesaat, begitu
materi masa lalunya dibeberkan,membuat pembaca kecewa. Masa lalu yang biasanya
untuk menjadi sebuah pengungkit kejadian traumatik hanya menjadi masalah sesaat
yang langsung terselesaikan.
Yang terlihat
kurang bagus yaitu usaha Ilana untuk menunjukkan bahwa setting cerita ada di kota London.
Hampir tak secuil pun ada kalimat
dalam bahasa Inggris, yang agak janggal bagi novel yang bertemakan di luar
negri. Dan, usaha Ilana untuk meng-Inggris-kan novelnya hanya dari seringnya
dia mengunakan idiom "Oh, dear" yang memang khas Inggris. Sayang,
konsistensi penggunaan idiom itu menjadi sesuatu yang aneh akhirnya. Kelihatan sekali bahwa Ilana ingin
mengesankan si tokoh ada di London.
Entah sudah kadung "diracuni"
infotainment di televisi/majalah/ tabloid atau situs gosip sehingga selalu
terdoktrin bahwa artis/selebritis itu paling tidak ada saja wartawan yang
menguntit mencari berita sensasi tentang diri si artis. Tetapi kenapa tidak
mendapati sedikit saja sensasi glamor dari kehidupan Naomi - Danny, yang
ceritanya Naomi pernah ikut London Fashion Week dan Danny yang adalah bintang
iklan favorit di Korea? Padahal di Indonesia saja ada banyak majalah dan
tabloid yang isinya artis-artis Asia timur.
Karya tulis yang menghargai ke"awam"an
dari pembacanya, sehingga meminimalisai segala bentuk kesalahan cetak agar
tidak mengurangi kenyamanan dalam membaca. Maka, perpaduan antara segepok
kesalahan teknis, minimnya konflik yang merangkai cerita, goyahnya beberapa
karakter kunci, skenario klise yang gampang ketebak, serta diksi yang kelewat
minim dan sering berulang membuat novel ini menjadi seri terjelek dari metropop
seri musimnya Ilana.
Setiap penulis memang perlu menegaskan keunikan
dan kekhasan masing-masing, dan Ilana berhasil “menyihir” fans setia-nya,
setidaknya dalam seri novelnya ini, dengan menjadikan musim sebagai latar dan
judul masing-masing novelnya. Ilana juga berhasil membuat keterkaitan antara
satu novel dengan novelnya yang lain, meskipun cuman sekadar basa-basi belaka.Mungkin
basa-basi itu pula yang mengikat kepenasaran dari pembaca serialnya. Pembaca
yang sudah rampung dengan satu novelnya kemudian bertanya, siapa yang muncul di
novel berikutnya, apakah hubungan tokoh di novel ketiga dengan tokoh di novel
pertama, dan sebagainya. Hal tersebut membuat pembaca yang terhipnotis pada
salah satu judul novelnya menjadi kurang lengkap jika belum menggenapi kesemua
musimnya.
Yang unik dari gaya bercerita Ilana adalah caranya
mengambil point of view yang bergantian antara Naomi dan Danny, meskipun
kata ganti yang digunakan tetap orang ketiga. Kadang, pada satu peristiwa
diulas dari dua sudut yang berbeda, sudutnya Naomi dan sudutnya Danny. Sayang,
yang seperti itu tidak konsisten dilakukan oleh Ilana. Justru tiba-tiba cara
penceritaan itu dilewatkan tokoh lain yang sebelum dan sesudahnya hanya
mempunyai porsi figuran/cameo belaka. Satu hal yang juga aneh karena
dengan demikian sang narator menjadi plin-plan, suatu ketika serba tahu, di
lain kesempatan berpura-pura misterius.
Terlepas dari retakan tersebut, novel ini menggemakan
tentang sebuah cinta dengan konflik masa lalu yang selalu menjadi bayang-bayang
kehidupan. Cintalah yang dapat menghancurkan masa lalu yang menyakitkan. Cinta
tanpa hawa nafsu yang dapat mengerti tentang arti cinta sejati yang
sesungguhnya. Kebaikan yang tuluslah yang dapat meruntuhkan ceruk karang yang
kokoh.
No comments:
Post a Comment
No Flame Please \(^.^)/