Rangkuman dari:
https://www.bloomberg.com/news/articles/2019-04-17/did-capitalism-kill-inflation?utm_campaign=socialflow-organic&utm_medium=social&utm_content=business&utm_source=twitter&cmpid=socialflow-twitter-business
- Apakah penyebab lenyapnya inflasi:
- Ekonomi yang lemah?
- Interfensi Bank Sentral (Tingginya suku bunga)?
- Tidak hilang, hanya bersembunyi dan menunggu untuk pembalasan?
“If the Fed had done its job properly, which
it has not, the Stock Market would have been up 5000 to 10,000 additional
points, and GDP would have been well over 4% instead of 3% … with almost no
inflation,”
President Donald Trump tweeted on April 14.
- Menurut Powell, inflasi yang terus menerus rendah sulit dijelaskan hanya dengan teori makro standar. Tekanan harga yang lemah setelah krisis keuangan disebabkan oleh melambatnya perekonomian, termasuk pabrik dan pekerja yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
- Problem utama: setelah adanya ekspansi ekonomi terpanjang dalam sejarah AS, dimana tingkat pengangguran yang berada di sekitar posisi terendah pada setengah abad ini, tetap saja inflasi masih rendah. The Fed telah berulang kali tidak mencapai target inflasi yang telah ditetapkan pada Januari 2012 (dengan perubahan IHK 2% pada setiap tahunnya).
- Akibat inflasi yang rendah:
- BS tidak memiliki ruang untuk melakukan pemotongan suku bunga kebijakan mereka jauh di bawah tingkat inflasi jika nilai inflasi hampir di atas nol. Contoh: Pada bulan Januari 2019, Powell telah mendeklarasikan jika ekonomi AS cukup kuat untuk dapat meningkatkan suku bunga di dua kuartal tahun 2019. Namun, ternyata inflasi aktual berada dibawah ekspektasi Fed, sehingga peningkatan suku bunga ditahun 2019 dihapus.
- Penurunan inflasi yang mengejutkan juga membuat hutang peminjam menjadi lebih memberatkan.
- Manfaat inflasi:
- Mempermudah pergerakan roda perdagangan akibat inflasi 5 digit di Venezuela yang bersifat destruktif.
- Untuk Bank Sentral, dapat membantu melawan resesi dengan cara memacu pinjaman, dimana BS memilih untuk memotong suku bunga kebijakan mereka jauh di bawah tingkat inflasi.
- Terdapat banyak bukti jika Bank Sentral bukanlah penyebab dari terbunuhnya inflasi. Walaupun pada kenyataannya Milton Friedman menyatakan bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Selain itu, para peneliti menemukan bahwa inflasi yang rendah sebagian besar merupakan konsekuensi dari globalisasi atau otomatisasi atau deunionisasi (usaha menghilangkan serikat pekerja pada sebuah perusahaan atau industri)— atau kombinasi ketiganya — yang merusak kekuatan pekerja untuk menawar upah yang lebih tinggi. Dengan kata lain, para kapitalis membunuh inflasi.
- Dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia II, ekonom Polandia Michal Kalecki menggambarkan inflasi sebagai produk dari perjuangan antara bisnis dan tenaga kerja. Jika pekerja berhasil mendapatkan kenaikan upah yang besar, majikan mereka akan mengganti biaya dengan melakukan kenaikan harga, memaksa pekerja untuk mencari lebih banyak lagi, dan seterusnya dalam spiral harga upah. Sebaliknya, jika pekerja memiliki sedikit atau tidak sama sekali leverage, seperti sekarang yang terjadi di banyak industri, spiral harga upah tidak pernah dimulai.
- Yang mengejutkan bahwa The Fed telah memberikan gagasan bahwa inflasi dapat dikaitkan dengan perjuangan kelas. Richard Clarida menunjukkan penurunan share tenaga kerja terhadap pendapatan nasional, menjadi 66,4 persen pada akhir 2018, dari kisaran 68 %-71% dari tahun 1970 hingga 2010. Argumennya yang tersirat adalah bahwa bisnis dapat memberi buruh kenaikan gaji yang solid tanpa menaikkan harga barang dan jasa, selama ia bersedia mengembalikan sebagian kenaikan upahnya ke dalam bagian pendapatan nasional.
- Menurut Stephen Moore, pertumbuhan ekonomi tidak menyebabkan inflasi. Secara teori, ketika kamu memiliki lebih banyak output barang dan jasa, maka harga akan terdorong turun. Namun, Moore berargumen jika dilihat dari sisi penawaran, pertumbuhan meningkatkan kapasitas produktif ekonomi setidaknya sebanyak sisi permintaan, sehingga tidak ada tekanan ke atas pada harga.
“Maybe aging
affects people’s willingness to bargain for wages, to switch jobs, to invest”
- Dalam pandangan ekonom Harvard, Lawrence Summers, inflasi yang terus-menerus rendah merupakan gejala stagnasi sekuler. Oleh karena itu, mengingat rendahnya suku bunga, diperlukan kebijakan fiscal yang agresif dimana pemerintah federal harus meningkatkan investasi publik, bahkan jika berarti harus mengambil lebih banyak utang. Negara-negara seperti di Eropa dan Jerman cenderung memiliki sedikit utang sehingga memiliki posisi yang menguntungkan untuk lebih banyak belanja Negara dan membantu meningkatkan pertumbuhan global. Namun, kemauan politik untuk menerapkan pendekatan semacam itu masih kurang. Yang artinya, ekonomi industri utama akan terjebak dengan inflasi yang rendah dan suku bunga rendah setidaknya untuk 10 hingga 15 tahun kedepan.
- Alasan mengapa inflasi tetap rendah walaupun pengangguran telah menurun lebih rendah adalah karena perusahaan mencari cara baru untuk mempertahankan batas upah. Dimana beberapa perusahan seperti Accenture Plc dan Aon Plc merekrut orang-orang dengan gelar associate untuk pekerjaan yang pernah mereka sediakan bagi mereka yang memiliki gelar sarjana. Kemudian mereka berinvestasi dalam pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan baru.
- Teori makroekonomi standar menyatakan bahwa tidak peduli seberapa besar perolehan pengusaha, pasar tenaga kerja yang ketat pada akhirnya harus mengarah pada upah yang lebih tinggi dan inflasi umum. Joseph Gagnon dan Christopher Collins dari Peterson Institute berpendapat bahwa pengangguran yang rendah pada akhirnya akan mengarahkan pada peningkatan inflasi yang moderat selama beberapa tahun ke depan. Namun, perlu diperhatikan kemungkinan adanya sedikit perubahan. Menurut Olivier Coibion dari University of Texas di Austin dan Yuriy Gorodnichenko dan Mauricio Ulate dari University of California di Berkeley, tidak ada bukti bahwa inflasi berada di ambang kenaikan.
- Terdapat suatu ide baru dimana bank sentral mengorbankan indepedensi mereka dan mencoba untuk berkoordinasi dengan otoritas fiskal, khususnya pada perpajakan dan pengeluaran. Porsen dari The Peterson berpendapat jika pemerintah federal dapat memulai proyek-proyek besar di bidang-bidang seperti energi bersih atau perawatan kesehatan, sehingga dapat mendorong sektor swasta untuk mengikutinya. Hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
-
Oleh karena The Fed merasa kredibilitasnya dalam bahaya, maka The Fed meluncurkan sebuah konferensi
penelitian "Fed Listens" yang diaksanakan di Federal Reserve Bank of Chicago pada 4-5 Juni 2019.
Topik yang dibahas mencakup strategi kebijakan moneter, alat untuk mengelola ekonomi, dan praktik komunikasi.